Minggu, 25 September 2016

Filosofi Air

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”
(Ar-Ra’d: 17)
Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya, yang benar sama dengan air atau logam murni, yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Masih banyak lagi Allah menyatakan karunia air bagi kehidupan dunia dalam Al-Quran
Air adalah unsur dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengalir, beriak, bergelombang dan menjadi sumber kehidupan dari segala hal yang hidup. Air adalah Ibu dari segala fenomena alam pun sering dijadikan sebagai paradoks kehidupan umat mausia.
Hiduplah seperti air. Mengalir dan bergelombang dengan tenang. Menjadi sumber kehidupan segala hal yang hidup. Tetapi, harus hati-hati dengan air, sebab jika air dibendung, ia mampu meratakan apapun yang dilewatinya. Hiduplah seperti air yang membentuk sesuai wadah air itu sendiri.
Terdapat enam sifat dasar air yang sering kali dijadikan sebagai salah satu sumber pengalaman dan pengetahuan bagi manusia yang umumnya dilakukan oleh ahli filsuf.
Pertama, Air selalu mengalir menuju tempat yang rendah.
Hal ini dapat di analogikan dengan sifat manusia yang selalu rendah hati. Semakin banyak ilmu, semakin banyak memberi dan selalu ingin memberikan manfaat terhadap lingkungan yang dilaluinya.
Kedua, Air selalu menempati segala jenis ruangan.
Sifat kedua ini sering disebut Flexible. Hal ini bukan menandakan bahwa air itu tidak konsisten atau tidak punya pendirian karna selalu mengikuti bentuk wadah mereka. Sifat ini membuktikan bahwa air mampu beradaptasi dengan sangat baik.
Ketiga, Air selalu mencari celah untuk menuju tempat yang lebih rendah.
Hal ini mencerminkan ketegasan dan pantang menyerah dalam berbuat kebaikan. Air yang telah mengalir ke tempat tujuannya tidak akan pernah mundur lagi Akan tetapi tegas bukan berarti keras, terbukti dengan kemampuannya yang dapat melubangi batu besar hanya dengan tetesan demi tetesan yang tidak sekeras batu dan tetesan yang tidak menyakitkan. Ini juga menggambarkan sifat yang tidak pernah lelah dan bosan untuk menggapai sebuah impian.
Keempat, Air selalu menyejukkan dan memadamamkan.
As we know, kebakaran tidak dapat dipadamkan dengan api. Sama halnya dengan permasalahan yang dihadapati dengan kepala panas, will be nothing bahkan bertambah ruwet. Hal inilah yang diajarkan oleh air yang selalu menyejukkan segala hal. Orang yang sedang panas (emosi) harus dihadapi dengan kepala dingin dan hati yang sejuk.
Kelima, Air dapat melembekkan tanah.
Artinya, sifat air yang satu ini dapat melembutkan hati yang keras, merilexkan suasana yang tegang dan tidak nyaman, mengatasi fikiran yang bingung dan melembekkan segala permasalahan.
Terakhir, Air selalu mengalir ke muara.
Tak peduli seberapa jauh jaraknya dari muara, air pasti akan tiba di sana. Bukan gambaran hidup pasrah dan serampangan, akan tetapi justru kita diajarkan untuk hidup fokus dan konsisten pada visi dan tujuan dengan waktu tempuh yang panjang dan hambatan yang beragam menuju muaranya.
(http://ezyani93.blogspot.co.id/2015/06/filosofi-air.html?m=1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar